7 Hal Menarik MotoGP Mandalika 2022
Lesgares – MotoGP Mandalika, An FIM Road Racing World Championship Grand Prix (GP) pertama kali diselenggarakan di tahun 1949 oleh Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM). Ketika ini, hak komersial arena ini diatur oleh Dorna Sports dengan segelintir pihak FIM terlibat sebagai badan hukuman olahraga. Seluruh hukum dan perubahan-perubahannya diputuskan oleh empat pihak termasuk International Road Racing Teams Association (IRTA) dan Motorcycle Sport Manufacturers Association (MSMA). Dalam pengambilan keputusan, Dorna-lah yang memiliki andil paling besar dan memastikan. Perihal modifikasi teknis, MSMA bisa secara sepihak melegalkan atau memveto perubahan dengan bunyi bulat di antara para anggotanya. Keempat entitas ini menjadi cikal-bakal terbentuknya Komisi Grand Prix.
Pada pertengahan bulan Maret 2022 lalu, MotoGP baru saja menggelar arena sirkuit terupdate Indonesia yang berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sirkuit yang sedang menjadi perbincangan hangat ini diketahui dengan nama Pertamina Mandalika International Circuit. Penyelenggaraan gelanggang MotoGP Mandalika disambut dengan demikian itu meriah sekalian hangat oleh masyarakat Indonesia. Gelanggang ini dimulai dengan konferensi pers pada tanggal 17 Maret 2022 dan dilanjutkan dengan sederetan jadwal latihan di tanggal 18-19 Maret 2022. Puncak ajang ini dijalankan setelahnya ialah tanggal 20 Maret 2022 dengan euforia masyarakat Indonesia dan dunia yang menambah warna dan ikut serta memeriahkannya. Apa saja hal yang menghasilkan kancah ini terasa seperti itu spesial di hati masyarakat Indonesia? Simak beberapa fakta yang menarik dari MotoGP Mandalika berikut ini!
Kembali Setelah 25 Tahun Berlalu
Ya, sebelum MotoGP Mandalika, ajang ini telah pernah diadakan di Indonesia, tepatnya pada tahun 1997 di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Kala itu kancah balap motor internasional ini juga disambut dengan benar-benar antusias oleh masyarakat Indonesia. Terpenting, sosok pemenang dunia, Valentino Rossi, turut berpartisipasi. Rossi malah mampu kembali meraih podium pertama di MotoGP Sentul sehingga menjadi kemenangannya yang kesebelas di musim itu pada kelas 125cc. Podium berikutnya diikuti oleh Kazuto Sakata pada posisi 2 dan Jorge Martinez pada posisi 3. Sayangnya, sang pemenang tidak hadir dalam MotoGP Mandalika mengingat dirinya sudah menyajikan kemauannya untuk pensiun pada 14 November 2021 silam tepatnya sesudah MotoGP Valencia rampung.
Cuaca Ekstrem di Sirkuit Mandalika

MotoGP Mandalika diselenggarakan bertepatan dengan musim peralihan, cuaca dikenal dapat berubah-ubah cukup drastis. Di hari-hari latihan para pembalap, sang surya bersinar amat terik di Mandalika. Sebagian pembalap beserta timnya malah membagikan pengalaman mereka di sosial media masing-masing ketika berada di tengah cuaca yang semacam itu panas. Teriknya matahari dan gerahnya hawa di sekitar membuat kesibukan mereka terasa lebih berat secara jasmaniah. Hal itu disuarakan sebagian pembalap seperti Jack Miller, Aleix Espargaró dan Álex Rins di sosial medianya. Saking panasnya cuaca di sirkuit, balapan yang awalnya diatur untuk melahap 27 laps terpaksa dikurangi menjadi 20 laps dengan alasan aspal menjadi terlalu panas. Keputusan ini kemudian dibetuli oleh salah satu Grand Prix Safety Officer, Franco Uncini.
Tetapi, siapa sangka, di tanggal 20 Maret yang adalah hari balapan dilakukan, cuaca Mandalika berubah betul-betul kontras dengan hari-hari sebelumnya. Sirkuit diguyur hujan yang cukup merata di Mandalika sampai balapan sempat terhenti dan dikasih jeda agar tidak membahayakan para pembalap. Tertangkap kamera di salah satu titik adalah satu fenomena petir sambar Sirkuit Mandalika yang membikin segala orang cukup bergidik ngeri. Untung saja, tak ada hal-hal yang fatal terjadi pengaruh ekstremnya alam Mandalika selama gelanggang berlangsung.
Pawang Hujan Mendunia
Pawang hujan menjadi satu komponen acara yang paling menggemparkan pada GP Mandalika yang lalu. Bagaimana tidak? Sosok pawang hujan terlihat sedang melancarkan aksinya di depan kerumunan orang yang pastinya datang dari latar tradisi dan kepercayaan yang berjenis-jenis. Hal itu seketika menjadi salah satu keunikan dan energi tarik dari GP Mandalika. Cuaca di sirkuit dikala balapan berlangsung memang diketahui hujan hingga membuat aktivitas wajib dihentikan sementara. Sembari menunggu hujan reda, para pembalap dan regu nya beserta para kru yang bertugas bahkan segera mengambil waktu beristirahat dan bercengkrama. Ketika itulah, muncul sang pawang yang diketahui bernama Raden Rara Istiati Wulandari. Rara–sapaan akrabnya–berjalan di dekat lokasi para partisipan berkumpul untuk beraksi dengan membawa semangkuk cawan sebagai properti ritualnya. Tentunya, aksi hal yang demikian membikin orang-orang yang menyaksikannya terpana mengingat budaya itu bukan hal yang umum dijumpai sehari-harinya. Para partisipan baik dari Indonesia ataupun luar negeri ikut serta membagikan peristiwa tersebut ke sosial medianya. Pun, aksi Rara juga diliput oleh kamera milik Dorna Sports dan menjadi konten isu di akun official sosial media MotoGP. Alhasil, kabar Rara sang pawang hujan pun mendunia dan banyak mendapat apresiasi dari segala penjuru dunia. Meski demikian itu, tidak sedikit pula kritik malah cemooh yang diterima karena penggunaan jasa pawang hujan. Bagi Rara sendiri, dia tidak ingin ambil pusing dengan gunjingan masyarakat karena ia memahami bahwa semua itu kembali pada adat dan kepercayaan masing-masing individu. Ia menuturkan bahwa dia hanya datang ke sana untuk menjalani tugasnya secara profesional.
Marc Marquez Alami Kecelakaan
Sekiranya Anda mencontoh jalannya rangkaian acara MotoGP sejak hari pertama, Anda pastinya mengenal bahwa ada sebagian tragedi yang terjadi pada sebagian orang pembalap yang berpartisipasi. Salah satu yang paling mengejutkan merupakan Marc Márquez yang terjatuh cukup fatal ketika berlatih di Sirkuit Mandalika. Pada minggu itu, Márquez terjatuh sebanyak 3 (tiga) kali selama sesi latihan. Namun, imbas celakanya kecelakaan terakhir yang dialaminya di tikungan 7 sirkuit hingga terpelanting cukup keras dan jauh dari motornya, Márquez terpaksa wajib mundur dalam kancah GP Mandalika. Ia merelakan kedudukannya dalam jajaran para pembalap lainnya demi langsung mengambil langkah medis. Walau hal itu agak membikin para pensupportnya bersedih, namun Márquez terus dibanjiri doa dan dukungan agar langsung pulih dan tak mengalami dampak yang fatal. Pada sosial media pribadinya, Márquez mengungkapkan bahwa dia mengalami suatu kondisi yang disebut dengan Diplopia. Kondisi ini menyebabkan penglihatan Márquez kelihatan berbayang sehingga kurang nyaman. Márquez pernah mengalami keadaan yang sama di tahun 2011 silam. Keadaan ini bisa terjadi akibat benturan yang menyebabkan gegar otak ringan pada seseorang. Wah, semoga Márquez bisa kencang pulih dan kembali berkarir di gelanggang selanjutnya ya!
Miguel Oliveira Jawara Perdana di Sirkuit Mandalika
Miguel ngelo Falco de Oliveira yaitu salah satu dari jajaran pembalap motor profesional yang turun dalam arena MotoGP Mandalika 20 Maret 2022 lalu. Namanya sedang menjadi perbincangan hangat sebab sukses meraih podium pertama pada GP Mandalika. Pembalap berusia 27 tahun ini telah sukses melewati rintangan lintasan dan cuaca hingga menuntaskan balapan dengan catatan waktu tercepat yakni 33 menit 27,223 detik. Kemenangan Oliveira menjadikannya sosok pembalap pertama yang sukses meraih podium 1 di arena MotoGP di Sirkuit Mandalika. Sementara itu, podium dilengkapi oleh hadirnya Fabio Quartararo pada posisi kedua dan Johann Zarco pada posisi ketiga. Istimewanya lagi, kelancaran pertandingannya di Mandalika disampaikan pada seorang pegawai bernama Murtaya Risman (Risman) yang berprofesi di hotel daerah Oliveira menginap. Walau pertemuan mereka cukup singkat, melainkan perbincangan kecil mereka meninggalkan kesan bagi Oliveira. Baginya, beragam bentuk dukungan Risman-lah salah satu unsur kuat yang membuatnya percaya diri sampai mampu menyabet gelar jawara.
Ketidakhadiran Legenda Grand Prix Asal Indonesia Era 70-an
Tahukah Anda? Indonesia juga pernah lho menorehkan prestasi di dunia balap internasional MotoGP. Sosok Tjetjep Euwyong Heriyana, sosok inilah yang pernah sukses mengharumkan nama Indonesia di gelanggang sekelas Grand Prix. Ia meraih gelar jawara pada GP Macau pada tahun 1970, bahkan namanya tercantum pada Wall of Fame Macau. Sejak remaja, Tjetjep sudah tertarik dan mendalami otomotif secara otodidak semenjak umur 13 tahun kemudian mulai turun dalam kancah balap di tahun 1954. Sayangnya, pada 1974 tepatnya ketika mencontoh GP Malaysia, Tjetjep mengalami kecelakaan yang cukup fatal sampai mencederai kakinya sehingga tidak mampu lagi melanjutkan karir di dunia balap motor. Tidak fisik, tubuh dan usia Tjetjep memang telah tua yakni 83 tahun, namun semangatnya ketika berbicara soal MotoGP membuat jiwa mudanya berapi-api. Pria kelahiran 1939 ini mengutarakan bahwa hanya satu impiannya ialah kembali mendengar suara geberan motor-motor balap di sirkuit secara seketika. Merespons dikira, impiannya terdengar sampai ke alat pendengaran Gubernur di daerah tempatnya tinggal adalah Jawa Barat, Ridwan Kamil. Betapa hal itu, Ridwan Kamil tak pikir panjang untuk memberikan apresiasi sebab menurutnya setimpal dengan apa yang sudah Tjetjep berikan untuk negeri tercinta. Ridwan Kamil menjadikan asa itu dengan memberikan karcis Royal Box Sirkuit Mandalika pada Tjetjep. Semenjak bahagianya eks pembalap legendaris pujian Indonesia itu bisa menerima peluang yang sungguh langka serta bisa merasakannya bersama buah hati dan cucunya.
Aksi Bagi-Bagi Hadiah oleh Para Pembalap
Antusias masyarakat lokal memang betul-betul berpengaruh pada aktivitas MotoGP secara keseluruhan. Semenjak permulaan para pembalap tiba di Indonesia, sambutan yang diberikan masyarakat Indonesia amat hangat. Ia-sampai, para pembalap sendiri yang mengucapkan rasa bersuka ria mereka kepada apresiasi masyarakat Indonesia yang luar biasa. Saking hebohnya antusias yang diterimanya, banyak dari para pembalap yang mengadakan aksi bagi-bagi hadiah selama event dilaksanakan. Penasaran siapa saja yang kasih hadiah untuk para fans Indonesia? Simak sebagian di antaranya berikut ini.
Aleix Espargaro
Sebelum berlomba, Aleix Espargaro mengumumkan bahwa dia akan melemparkan helmnya ke tribun penonton di Sirkuit Mandalika. Dia memberi syarat bahwa helm akan dilempar hanya jikalau angka pengikutnya di Instagram mencapai 1 juta sebelum hari Ia tanggal 20 Maret. Antusias masyarakat Indonesia di sosial media memang tak perlu diragukan lagi, akun Instagram pribadi Espargaro bahkan menempuh angka 1 juta pengikut di hari Jumat tanggal 18 Maret. Menepati komitmennya, Espargaro melemparkan helmnya ke tribun jelang putaran kedua MotoGP.
Johann Zarco
Hampir serupa dengan Espargaro, Johann Zarco mengumumkan di akun Instagram pribadinya bahwa dia akan memberikan helm untuk satu orang yang mujur. Syaratnya cukup gampang, para penggemar hanya diminta membikin meme yang sekreatif mungkin dengan tema yang ditentukannya. Zarco sendirilah yang menyeleksi dan memilih pemenang sayembara tersebut. Ia memberikan helmnya pada sang kampiun usai GP Mandalika usai.
Jorge Martin
Pembalap yang bernaung di bawah tim Ducati Pramac, Jorge Martin, juga turut membikin sayembara untuk 1 pengikutnya di Instagram yang beruntung. Ia mewajibkan para partisipan sayembara tersebut untuk terutamanya dulu mengikuti akunnya, menulis komentar di unggahannya seputar sayembara hal yang demikian, kemudian membagikannya akun masing-masing. Satu orang pengikut yang mujur dipilih oleh Jorge Martin dan akan lantas dikasih helm dari sang pembalap.
Maverick Viñales
Berbeda dengan pembalap lainnya, Maverick Vinales membagikan sebagian barang dagangannya secara cuma-cuma kepada penggemarnya yang beruntung. Pembalap Yamaha ini menyajikan rasa terima kasihnya pada para fans dari Indonesia yang telah memesan habis daerah duduk di zona K, yaitu zona khusus para penggemar Maverick Viñales. Ia memberikan barang-barang tersebut sebagai bentuk dari rasa terima kasihnya pada dukungan masyarakat Indonesia, khususnya penggemarnya. Barang-barang yang dibagikan antara lain topi, helm, serta kacamata hitam. Pada unggahan Instagramnya, partner dari Espargaro dalam tim Aprilia Racing ini juga memberitakan bahwa timnya menjual sebagian merchandise di Sirkuit Mandalika. Nantinya, hasil dari dagangan tersebut akan disalurkan Aprilia Racing sebagai donasi. Wah, menarik ya!